Soal : Jelsakan bagaimana anda meluruskan sikap fanatis terhadap ajaran nenek
moyang dan pendapat tokoh?
Jawab : ketika kita ingin meluruskan sikap fanatis keluarga atau masyarakat
terhadap ajaran nenek moyang dan pendapat tokoh, yang paling utama adalah kita
tahu diri dengan kadar ilmu yang kita miliki. Karena jika kita berdakwah tanpa
ilmu maka kerusakan yang ditimbulkan akan lebih besar dari kebaikan yang
diharapkan. Maka dari itu Pentingnya berilmu sebelum beramal dan berdakwah.
Diantara hal-hal yang harus diperhatikan dalam berdakwah, khususnya
meluruskan sikap fanatis terhadap ajaran nenek moyang
dan pendapat tokoh adalah:
1. Mengikhlaskan niat semata-mata untuk menolong agama Allah
dan mengharapkan keridhoannya.
2. Berdakwah dengan hikmah (berilmu, perkataan yang baik, sopan, kasih sayang,
lemah lembut).
3. Membawakan ayat, hadits, atau qoul ‘ulama’ yang
menjelaskan tentang larangan taqlid dan fanatis terhadap ajaran nenek moyang
dan pendapat tokoh tidak secara langsung, cukup dengan terjemah / kandungan
yang ada dalam dalil tersebut, karena biyasanya mereka merasa tersinggung dan
merasa diremehkan ketika kita berdiskusi dengan cara seperti itu. Cukup
memberikan contoh-contoh realita, penalaran, dan bantahan secara halus.
4. Menggunakan uslub pertanyaaan dalam berdakwah, jadi
seakan-akan kita tidak mengetahuinya kemudian kita memberikan beberapa
pertanyaan yang dapat membuat mereka ragu terhadap pemahamannya, selanjutnya kita bisa
memberikan argumen (pemahaman kita) bisa kita gunakan kata “setahu saya . .
. . .” / “saya pernah mendengar seorang ustadz . . .” atau dengan
kalimat-kalimat yang lainya.
5. Memperbaiki akhlak sendiri sebelum berdakwah.
6. Melaksanakan perintah Allah (kewajiban-kewajiban) seperti shalat jamaah.
Mengamalkan sunnah. Dan menjauhi larangan-larangan.
7. Bermuamalah dengan baik (Menyebarkan salam, menyapa ketika bertemu)
8. Menghindari / menyimpan pakaian-pakian yang membuat
meeeka alergi dengan kita ex: jubah, gamis, dll (jika mereka adalah orang yang
keras, jangankan bermuamalah dengan kita, justru mereka akan menjauhi kita
gara-gara pakaian yang kita pakai).
9. Memberikan contoh dan tauladan yang baik, (mengajar
TPA, mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang tidak menyelisihi agama bahkan memiliki
kemaslahatan).
10. Menghindari berdebat khususnya debat kusir yang tidak
ada maslahatnya.
11. Tidak putus asa dalam berdakwah, seandainya orang yang
fanatis tadi tidak mau menerima dakwah kita berdoa semoga kelak ada dari
keturunannya yang berjuang untuk menegakkan sunnah dan meninggikan kalimat لا إله إلا الله.
12. Bersabar dalam berdakwah, karena
berdakwah tidak bisa instan, membutuhkan waktu, jika hari ini dakwah kita belum
bisa diterima semoga besok ia bisa menerimanya, jika tidak hari esok semoga
minggu depan, jika tidak semoga bulan depan, jika tidak semoga tahun depan, dan
seterusnya. Bahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam saja berdakwah sampai akhir
hayat beliau. Nabi Nuh ‘alaihis salam
13.
Senantiasa mendoakan
orang yang fanatis semoga dia diberi hidayah dan dia diberi kemudahan untuk
menerima kebenaran